Makam Syekh Abdullah Mudzakir
Jumlah pengunjung makam Syekh Abdullah Mudzakir di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah membludak, Minggu (04/9/2018) siang. Selain dipicu oleh faktor libur akhir pekan, ribuan bahkan puluhan ribu orang terus berdatangan selama tiga hari ini karena bertepatan dengan Haul Mbah Mudzakir, demikian warga Kota Wali menyebut Syekh Abdullah Mudzakir. Makam Mbah Mudzakir berlokasi di tengah laut, tetap utuh meski Dusun ini telah hilang ditelan abrasi. Mbah Mudzakir dikenal sebagai sosok pejuang kemerdekaan sekaligus ulama yang disegani di era tahun 1900 hingga 1950. Semasa hidup, Mbah Mudzakir begitu vokal melawan penjajah sekaligus gencar melakukan syiar ajaran agama Islam di pesisir pantai utara Demak.
Jumlah pengunjung makam Syekh Abdullah Mudzakir di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah membludak, Minggu (04/9/2016) siang. Selain dipicu oleh faktor libur akhir pekan, ribuan orang terus berdatangan selama tiga hari ini karena bertepatan dengan Haul Mbah Mudzakir, demikian warga Kota Wali menyebut Syekh Abdullah Mudzakir.
Jumlah pengunjung makam Syekh Abdullah Mudzakir di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah membludak, Minggu (04/9/2016) siang. Selain dipicu oleh faktor libur akhir pekan, ribuan orang terus berdatangan selama tiga hari ini karena bertepatan dengan Haul Mbah Mudzakir, demikian warga Kota Wali menyebut Syekh Abdullah Mudzakir.
Panas terik matahari saat itu sepertinya tak menyurutkan niat para pengunjung yang menyemut berdatangan. Mereka silih berganti membanjiri kawasan makam Mbah Mudzakir.
Mbah Mudzakir dikenal sebagai sosok pejuang kemerdekaan sekaligus ulama yang disegani di era tahun 1900-1950. Semasa hidup, Mbah Mudzakir begitu vokal melawan penjajah sekaligus gencar melakukan syiar ajaran agama Islam di pesisir pantai utara Demak.
"Hingga akhirnya beliau wafat dan dimakamkan di sini. Semula makam di sini adalah daratan dan tempat pemakaman umum, namun lama kelamaan habis digulung abrasi hingga menyisakan makam Mbah Mudzakir dan beberapa keluarganya. Uniknya meski dusun telah habis dan tenggelam, makam Mbah Mudzakir masih tetap bertahan dan utuh. Sekalipun air pasang maupun ombak besar, makam tak pernah tenggelam. Wallahu a'lam," jelas Juru Kunci Makam Mbah Mudzakir, Fauzan saat ditemui Tribun.
Keunikan makam Mbah Mudzakir yang posisinya seolah mengapung di tengah lautan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Jamak yang datang jauh-jauh dari luar Demak maupun luar Jawa untuk berziarah atau berwisata religi, namun tak sedikit pula pengunjung berdatangan untuk menikmati keindahan kawasan magrove yang ada di sekitar makam.
Tokoh pemuda Bedono, Muh Faizin, menjelaskan, saat hari biasa pengunjung yang berdatangan rata-rata sekitar 500 an orang. Sedangkan untuk hari libur, pengunjung mencapai ribuan orang. Lain lagi ketika Haul Mbah Mudzakir, jumlah pengunjung bisa mencapai puluhan ribu orang wisatawan asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar